22 April 2013

Pengantar Konsep Kepadatan atau Dimensi



Kepadatan Jiwa-jiwa di Bumi


Karena semua benda adalah energi, dalam ilmu fisika kwantum, energi tersebut hanya dapat dilihat apabila delam bentuk benda atau materi. Dalam bentuk tersebut ada getaran energi sehingga bisa dilihat oleh manusia dengan panca indera yang kita kenal. Ini bisa disebut kepadatan atau juga dimensi. Kedua istilah ini dipaksa mempunyai makna berbeda daripada kepadatan atau jenis berat dalam fisika, atau dimensi dalam matematika. Dalam diskusi hal-hal kehidupan makhluk luar Bumi, kedua istilah mempunyai makna sama. Kami di sini memilih untuk menggunakan salah satunya, yaitu kepadatan. Itu lebih singkat daripada getaran frekwensi.

Setelah sebuah galaksi alam semesta diciptakan kepadatan energi pertama adalah benda batu, air, udara atau gas yang bisa berkobar dan api.  Keempat ini adalah zat elemental dalam banyak filosuf kuno manusia. Semua bendi ini diisi penuh cinta-kasih oleh Sang Pencipta Tak Terhingga, yang juga bisa dinamakan Kecerdasan Infinitas. Unsur atau satuan kesadaran ini mewujudkan benda.Dalam skaka kepadatan, ini kepadatan pertama.

Setelah jadi kepadatan pertama, benda mengambil energi dengan menambah getaran kepadatan menjadi kepadatan kedua. Dalam kepadatan ini makhluk kecil diwujudkan dari ekspresi kreatifitas Sang Pencipta Yang Maha Esa. Karena diciptakan dari energi Kecerdasan Infinitas, banyak jenis kehidupan bisa dibentuk dalam waktu relatif singkat.  Teori Darwin ini tidak bisa muat konsep ini karena teori tersebut tidak memasukkan dorongan kreatifitas dari Keesaan Pencipta yang mewujudkan Diri dalam segala yang diciptakan. Teori Darwin hampa sifat ketuhanan. (Ada banyak fakta yang mendukung bahwa kera atau monyet adalah keturunan dari manusia awal, semacam cabang percobaan dari Sang Pencipta, kalau boleh dikatakan.)

Kepadatan ketiga adalah kepadatan kita saat ini di bumi. Mulai dalam kepadatan ke-3 ada kesadaran penuh atas diri sendiri dan kita mempunyai kehendak bebas. Dalam kehendak bebas kita bisa memilih di antara yang baik dan tidak. Kehidupan dalam kepadatan ke-3 penuh tantangan dam pelajaran, dan biasanya entitas akan mengalami kehidupan berkali-kali (bahkan ribuan kali) dengan inkarnasi kembali setelah kematian fisik tubuh, karena jiwa tidak bisa dimusnahkan. Jiwa adalah sifat abadi dari Sang Pencipta.

Setiap kali entitas masuk kehidupan baru ada pelajaran dan ujian yang harus diselesaikan untuk mendapatkan perkembangan rohani. Satu kali, misalnya, entitas berwujud orang pemimpin yang biadab dan kejam, lain waktu menjadi pion dalam permainin perjuangan atas kemerdekaan dari sifat kejam dari pemimpin atau kaki tangannya. Dalam ratusan bahkan ribuan kehidupan setiap jiwa berperan sebagai orang kaya, melarat, pria, wanita, sehat, cacat, dan lain sebaginya. Masing-masing penagalaman memberi kesempatan untuk belajar dan mengatasi soal-soal yang dialami, demi perkembangan jiwa dalam perjalanan kembali ke Sang Pencipta yang Maha Cerdas.

Bolah dikatakan kepadatan ke-3 ini adalah kepadatan dengan dualitas, antara positif dan negatif. Ada kecenderungan untuk orang mementingkan pelayanan pada diri sendiri, dengan selalu mencari kepuasan, menguasai orang lain untuk kepentingan sendiri, mengumpulkan harta dan cenderung menjadi keras terhadap semua orang lain. Ini sifat negatif. Service to Self.

Sebaliknya kecenderungan juga bisa untuk melayani orang lain. Orang ini tidak akan menguasai orang lain malah membantu entitas yang sedang menderita. Melayani orang lain bisa arti menjadi petani, peternak, pemyembuh, ibu rumah tangga, seniman, dsb. Service to Others. Kadang-kadang unsur positif atau negatif tidak murni, ada campuran, tertapi pada umumnya ada kecenderungan entitas mengambil salah sati polaritas positif atau negatif.

Memang kepadatan ke-3 adalah "bengkel" di mana orang akan memperbaiki diri dan mengambil salah satu polaritas, baik negatif atau positif. Biasanya kebanyakan menuju ke polaritas positif.

Pada waktu tertentu pada setiap planet di Alam Semesta akan ada Panen Raya di mana entitas bisa pindah atau wisuda ke kepadatan lebih tinggi. Ini situasi Bumi saat ini, di akhir siklus besar sekitar 75.000 tahun di mana tiap sekitar 25.000 tahun ada panen atau wisuda ke kepadatan lebih tinggi. Ini akan terjadi dalam tahun-tahun 2012-2015. Tata surya akan melalui sabuk ekliptik atau garis tengah galaksi Bima Sakti dan banyak energi yang keluar dari inti Bima Sakti akan mempengaruhi matahari dan bumi. Sebagaimana tata surya memutar galaksi Bima Sakti dengan kecepatan tertentu, waktu melalui sabuk energi ini tidak bisa dihindari. Ini sudah dikenal oleh orang kuno dari ras Maya dan menjadi inti dari penanggalan mereka, di mana kita menemukan akhir siklus Long Count mereka dan mulai siklus berikutnya.

 ~oleh Zuvrick

Tidak ada komentar:

Posting Komentar