Kepadatan Jiwa-jiwa di Bumi
Karena semua benda adalah energi, dalam
ilmu fisika kwantum, energi tersebut hanya dapat dilihat apabila delam bentuk
benda atau materi. Dalam bentuk tersebut ada getaran energi sehingga bisa
dilihat oleh manusia dengan panca indera yang kita kenal. Ini bisa disebut
kepadatan atau juga dimensi. Kedua istilah ini dipaksa mempunyai makna berbeda
daripada kepadatan atau jenis berat dalam fisika, atau dimensi dalam
matematika. Dalam diskusi hal-hal kehidupan makhluk luar Bumi, kedua istilah mempunyai
makna sama. Kami di sini memilih untuk menggunakan salah satunya, yaitu
kepadatan. Itu lebih singkat daripada getaran frekwensi.
Setelah sebuah galaksi alam semesta
diciptakan kepadatan energi pertama adalah benda batu, air, udara atau gas yang
bisa berkobar dan api. Keempat ini
adalah zat elemental dalam banyak filosuf kuno manusia. Semua bendi ini diisi
penuh cinta-kasih oleh Sang Pencipta Tak Terhingga, yang juga bisa dinamakan
Kecerdasan Infinitas. Unsur atau satuan kesadaran ini mewujudkan benda.Dalam skaka kepadatan, ini kepadatan pertama.
Setelah jadi kepadatan pertama, benda mengambil energi dengan menambah getaran kepadatan menjadi kepadatan
kedua. Dalam kepadatan ini makhluk kecil diwujudkan dari ekspresi kreatifitas
Sang Pencipta Yang Maha Esa. Karena diciptakan dari energi Kecerdasan
Infinitas, banyak jenis kehidupan bisa dibentuk dalam waktu relatif
singkat. Teori Darwin ini tidak bisa
muat konsep ini karena teori tersebut tidak memasukkan dorongan kreatifitas
dari Keesaan Pencipta yang mewujudkan Diri dalam segala yang diciptakan. Teori Darwin hampa sifat ketuhanan. (Ada banyak fakta yang mendukung bahwa kera atau monyet adalah keturunan dari manusia awal, semacam cabang percobaan dari Sang Pencipta, kalau boleh dikatakan.)
Kepadatan ketiga adalah kepadatan kita saat
ini di bumi. Mulai dalam kepadatan ke-3 ada kesadaran penuh atas diri sendiri
dan kita mempunyai kehendak bebas. Dalam kehendak bebas kita bisa memilih di
antara yang baik dan tidak. Kehidupan dalam kepadatan ke-3 penuh tantangan dam
pelajaran, dan biasanya entitas akan mengalami kehidupan berkali-kali (bahkan
ribuan kali) dengan inkarnasi kembali setelah kematian fisik tubuh, karena jiwa
tidak bisa dimusnahkan. Jiwa adalah sifat abadi dari Sang Pencipta.
Setiap kali entitas masuk kehidupan baru ada pelajaran dan
ujian yang harus diselesaikan untuk mendapatkan perkembangan rohani. Satu kali,
misalnya, entitas berwujud orang pemimpin yang biadab dan kejam, lain waktu
menjadi pion dalam permainin perjuangan atas kemerdekaan dari sifat kejam dari
pemimpin atau kaki tangannya. Dalam
ratusan bahkan ribuan kehidupan setiap jiwa berperan sebagai orang kaya,
melarat, pria, wanita, sehat, cacat, dan lain sebaginya. Masing-masing
penagalaman memberi kesempatan untuk belajar dan mengatasi soal-soal yang
dialami, demi perkembangan jiwa dalam perjalanan kembali ke Sang Pencipta yang
Maha Cerdas.
Bolah dikatakan kepadatan ke-3 ini adalah
kepadatan dengan dualitas, antara positif dan negatif. Ada kecenderungan untuk
orang mementingkan pelayanan pada diri sendiri, dengan selalu mencari kepuasan, menguasai orang lain untuk
kepentingan sendiri, mengumpulkan harta dan cenderung menjadi keras terhadap
semua orang lain. Ini sifat negatif.
Service to Self.
Sebaliknya kecenderungan juga bisa untuk
melayani orang lain. Orang ini tidak akan menguasai orang lain malah membantu
entitas yang sedang menderita. Melayani orang lain bisa arti menjadi petani,
peternak, pemyembuh, ibu rumah tangga, seniman, dsb. Service to Others. Kadang-kadang
unsur positif atau negatif tidak murni, ada campuran, tertapi pada umumnya ada
kecenderungan entitas mengambil salah sati polaritas positif atau negatif.
Memang kepadatan ke-3 adalah
"bengkel" di mana orang akan memperbaiki diri dan mengambil salah
satu polaritas, baik negatif atau positif. Biasanya kebanyakan menuju ke
polaritas positif.
Pada waktu tertentu pada setiap planet di
Alam Semesta akan ada Panen Raya di mana entitas bisa pindah atau wisuda ke
kepadatan lebih tinggi. Ini situasi Bumi saat ini, di akhir siklus besar
sekitar 75.000 tahun di mana tiap sekitar 25.000 tahun ada panen atau wisuda ke
kepadatan lebih tinggi. Ini akan terjadi dalam tahun-tahun 2012-2015. Tata
surya akan melalui sabuk ekliptik atau garis tengah galaksi Bima Sakti dan
banyak energi yang keluar dari inti Bima Sakti akan mempengaruhi matahari dan
bumi. Sebagaimana tata surya memutar galaksi Bima Sakti dengan kecepatan
tertentu, waktu melalui sabuk energi ini tidak bisa dihindari. Ini sudah
dikenal oleh orang kuno dari ras Maya dan menjadi inti dari penanggalan mereka,
di mana kita menemukan akhir siklus Long Count mereka dan mulai siklus berikutnya.
~oleh Zuvrick
Tidak ada komentar:
Posting Komentar